1. Keterampilan
berpikir kritis
Keterampilan
ini merupakan keterampilan fundamental pada pembelajaran di abad ke-21.
Keterampilan
berpikir kritis mencakup kemampuan mengakses, menganalisis, mensintesis
informasi yang dapat dibelajarkan, dilatihkan dan dikuasai (P21, 2007a;
Redecker et al 2011). Keterampilan berpikir kritis juga menggambarkan
keterampilan lainnya seperti keterampilan komunikasi dan informasi, serta
kemampuan untuk memeriksa, menganalisis, menafsirkan, dan mengevaluasi bukti.
2. Kemampuan
menyelesaikan masalah
Keterampilan
memecahkan masalah mencakup keterampilan lain seperti identifikasi dan
kemampuan untuk mencari, memilih, mengevaluasi, mengorganisir, mempertimbangkan
berbagai alternatif dan menafsirkan informasi.
Seseorang harus
mampu mencari berbagai solusi dari sudut
pandang yang berbeda-beda, dalam memecahkan masalah yang kompleks. Pemecahan
masalah memerlukan kerjasama tim, kolaborasi efektif dan kreatif dari guru dan
siswa untuk dapat melibatkan teknologi, dan
menangani berbagai informasi yang sangat besar jumlahnya, dapat mendefinisikan
dan memahami elemen yang terdapat pada pokok permasalahan, mengidentifikasi
sumber informasi dan strategi yang diperlukan dalam mengatasi masalah.
Pemecahan masalah tidak
dapat dilepaskan
dari keterampilan berpikir kritis karena keterampilan berpikir kritis merupakan
keterampilan fundamental dalam memecahkan masalah. Siswa juga harus mampu
menerapkan alat dan teknik yang tepat secara efektif dan efisien untuk
menyelesaikan permasalahan.
3. Komunikasi dan
kolaborasi
Kemampuan
komunikasi yang baik merupakan keterampilan yang sangat berharga di dunia
kerja dan
kehidupan sehari-hari. Kemampuan komunikasi mencakup keterampilan dalam
menyampaikan pemikiran dengan jelas dan persuasif secara oral maupun tertulis,
kemampuan menyampaikan opini dengan kalimat yang jelas, menyampaikan perintah
dengan jelas, dan dapat memotivasi orang lain melalui kemampuan berbicara.
Kolaborasi dan kerjasama tim dapat dikembangkan melalui pengalaman yang ada di
dalam sekolah, antar sekolah, dan di luar sekolah
4. Kreativitas dan
inovasi
Pencapaian
kesuksesan profesional dan personal, memerlukan keterampilan berinovasi dan
semangat
berkreasi.Kreativitas dan inovasi akan semakin berkembang jika siswa memiliki
kesempatan untuk berpikir divergen.
Siswa harus
dipicu untuk berpikir di luar kebiasaan yang ada, melibatkan cara berpikir yang
baru, memperoleh kesempatan untuk menyampaikan ide-ide dan solusi-solusi baru,
mengajukan pertanyaan yang tidak lazim, dan mencoba mengajukan dugaan jawaban.
Kesuksesan individu akan didapatkan oleh siswa yang memiliki keterampilan
kreatif. Individu-individu yang sukses akan membuat dunia ini menjadi tempat
yang lebih baik bagi semuanya.
5. Literasi
informasi, media, dan teknologi
Literasi
informasi yang mencakup kemampuan mengakses, mengevaluasi dan menggunakan
informasi sangat penting dikuasai pada saat ini. Literasi informasi memiliki
pengaruh yang besar dalam perolehan keterampilan lain yang diperlukan pada
kehidupan abad ke-21. Seseorang yang berkemampuan literasi media adalah
seseorang yang mampu menggunakan keterampilan proses seperti kesadaran,
analisis, refleksi dan aksi untuk memahami pesan alami yang terdapat pada
media. Kerangka literasi media terdiri atas kemampuan untuk mengakses,
menganalisis, mengevaluasi, dan menciptakan pesan dalam berbagai bentuk media,
menciptakan suatu pemahaman dari peranan media pada masyarakat, dan membangun
keterampilan penting dari informasi hasil penyelidikan dan ekspresi diri.
Literasi media juga mencakup kemampuan untuk menyampaikan pesan dari diri dan
untuk memberikan pengaruh dan informasi kepada orang lain.
6. Literasi
informasi, komunikasi, dan teknologi (ICT)
Kemampuan
literasi ICT mencakup kemampuan mengakses, mengatur, mengintegrasi, mengevaluasi,
dan menciptakan informasi melalui penggunaan teknologi komunikasi digital. Literasi
ICT berpusat pada keterampilan berpikir tingkat tinggi dalam mempertimbangkan
informasi, media, dan teknologi di lingkungan sekitar. Setiap negara hendaknya menumbuhkan
secara luas keterampilan ICT pada masyarakatnya karena jika tidak, negara
tersebut dapat tertinggal dari perkembangan dan kemajuan pengetahuan ekonomi
berbasis teknologi. Terdapat beberapa keterkaitan antara tiga bentuk literasi
yang meliputi literasi komunikasi informasi, media dan teknologi. Penguasaan
terhadap keterampilan tersebut memungkinkan penguasaan terhadap keterampilan
dan kompetensi lain yang diperlukan untuk keberhasilan kehidupan di abad ke- 21.
7. Keterampilan
sosial dan lintas budaya
Keterampilan
sosial dan lintas budaya yang baik sangat penting dalam mewujudkan kesuksesan di sekolah maupun kehidupan.
Keterampilan ini memungkinkan individu untuk berinteraksi secara efektif dengan
orang lain (misalnya mengetahui saat yang tepat untuk mendengarkan dan
berbicara, dan bagaimana memperlakukan diri secara hormat, secara profesional),
bekerja secara efektif dalam sebuah tim yang memiliki anggota beragam (misalnya
menghormati perbedaan budaya dan berkolaborasi dengan orang-orang yang berasal
dari berbagai kondisi sosial dan latar belakang budaya), berpikiran terbuka
terhadap ide-ide dan nilai-nilai yang berbeda, dan menggunakan perbedaan sosial
dan budaya untuk menghasilkan ide-ide, inovasi dan kualitas kerja yang lebih
baik. Memiliki keterampilan sosial yang baik dapat membantu siswa untuk membuat
sebuah keputusan dengan baik. Keterampilan sosial yang baik pada anak-anak dan
remaja dapat mempengaruhi kinerja akademis mereka, sikap, hubungan sosial dan
keluarga, dan keterlibatan dalam kegiatan ekstrakurikuler. Kemampuan berempati
juga termasuk keterampilan sosial yang diharapkan tumbuh di kehidupan abad
ke-21 (National Research Council, 2012; P21, 2007a). Kesempatan untuk
mengembangkan ketahanan emosional dan empati harus dirancang secara eksplisit
(Leadbeater, 2008). Steedly et al. (2008) menyatakan adanya keyakinan bahwa
anak-anak pada umumnya memperoleh keterampilan sosial yang positif melalui
interaksi sehari-hari dengan orang dewasa dan teman sebaya mereka. Namun, guru
dan orang tua harus memperkuat pembelajaran ini dengan teladan secara langsung.
Tanggung jawab pribadi, pengaturan diri, dan inisiatif. Tingginya tingkat
interaksi dan kerja sama tim dalam lingkungan kerja di abad ke-21 diharapkan
dapat diantisipasi dengan meningkatkan kualitas pribadi siswa. Kemampuan
pengaturan diri adalah jantung dari pembelajaran abad ke-21. Siswa yang mandiri
bertanggung jawab terhadap proses belajarnya sendiri dan bersedia meningkatkan
kemampuan sepanjang kariernya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar